Haloo..
Kebetulan saya adalah pengguna setia
kereta commuter line.
Karena rumah saya di Bogor dan
kampus saya di Depok, maka mengharuskan saya untuk pulang-pergi naik kereta,
karena menghemat waktu.
Tarif commuter line biasanya adalah
Rp 9000,- Tapi, semenjak 1 Juli 2013 lalu, tarif commuter line turun harga
dengan sangat drastis. Ya! Perlima stasiun awal hanya Rp 2000,- dan untuk
setiap tiga stasiun berikutnya dikenakan tambahan Rp 500,-. Harga yang sangat
menakjubkan bukan?
Saya sebagai mahasiswa tentu sangat
senang dengan turunnya tarif KRL Commuter Line. Tapi… Jika dilihat dari segi
kerja penggunanya, amat tidak efektif.
Pertama, ketika kita mau membeli
tiket, yang tadinya tidak pernah mengantri panjang, sekarang harus mengantri
panjang banget banget banget!! (@StasiunBogor) Dan itu mengakibatkan banyak
pengguna commuter line yang sering ketinggalan kereta.
Kedua, tapping card. Selalu rusuh. Karena pengguna commuter line masih
belum terbiasa. Inilah-itulah ada aja kejadian.
Ketiga, di dalam kereta. Nah ini
nih. Mentang-mentang tarif kereta turun, kereta jadi tambah padat. Entah itu
pagi, siang, sore, bahkan malam. Juara deh. 2 jempol padatnya!
Terakhir, mygoodness.. mau keluar
stasiun aja udah kayak antri sembako. Rusuh! Rusuh! Rusuh! Belum lagi orang
yang gak tau tata cara antri. Seenaknya aja main nyerobot sana-sini.
Intinya, semenjak turunnya tarif
commuter line jadi semakin rusuh, penuh, dan gak karuan. And you know, sekarang
KRL ekonomi malah jadi kosong. Iyalah, wong orang-orang pada beralih ke
commuter line semua. Tapi ada aja sih yang masih pengguna setia ekonomi.
Okay, cukup segitu aja. Semoga ada
yang baca. Dan semoga dibaca juga oleh pihak KRL JABODETABEKnya.
Harapan kedepan, semoga lebih
teratur lagi, entah bagaimana caranya.. :)
0 komentar:
Posting Komentar