Jakarta Tenggelam

Banjir di wilayah Jakarta yang terjadi sejak Selasa 15 Januari 2013 hingga sekarang telah menimbulkan korban jiwa, kerugian, dan kerusakan pada banyak sektor.

Hingga 23 Januari, korban jiwa tercatat 20 orang meninggal dunia yang disebabkan oleh banjir. Mereka meninggal karena hanyut ke sungai, dan faktor penyebab tidak langsung karena dampak sekunder, seperti kesetrum listrik, sakit karena lanjut usia, kekurangan oksigen karena menghirup gas karbon monoksida dari genset di ruangan tertutup dan sebagainya. Dari 20 orang yang meninggal sebagian besar justru meninggal di lokasi yang jauh dari sungai-sungai yang meluap.
Data terakhir BNPB juga mencatat daerah di sekitar Kecamatan Penjaringan yang meliputi empat kelurahan yaitu Kelurahan Pluit, Kelurahan Penjaringan, Kelurahan Penjagalan, dan Kelurahan Kapuk, masih terendam banjir dengan ketinggian bervariasi, ada beberapa titik yang mencapai 2 meter.

Banjir ini disebabkan meluapnya Waduk Pluit, meluapnya Kali Angke Hilir dan hujan yang mengguyur wilayah setempat. Selain itu, jebolnya tanggul Banjir Kanal Barat (BKB) di Jl. Latuharhary menyebabkan banjir menggenangi kawasan sebagian Jl. Sudirman, Bunderan HI, Jl Thamrin dan sekitarnya.

Ada pelajaran yang baik dari banjir Jakarta yang sudah berulang ulang tapi penyelesaiannya selalu tidak ke penyebab masalah. Faktor hujan memang tidak bisa dihindari karena saat ini memang musim hujan dan bulan Januari dan Februari memang sedang tinggi-tingginya sehingga yang harus diperhatikan bagaimana kondisi tata ruang dan masyarakatnya.

0 komentar:



Posting Komentar