Definisi
adalah suatu pernyataan yang menerangkan suatu hal atau konsep tertentu.
Biasanya dalam membuat definisi hal yang tidak boleh dilakukan adalah
mengulangkata yang kita definisiskan.
Contoh definisi :
Majas pesonifikasi adalah kiasan yang menggambarkan bintang,
tumbuhan dan benda-benda mati seakan hidup selayaknya manusia, seolah
punya maksud, sifat, perasaan, dan kegitan-kegiatan seperti manusia.
Definisi terdiri dari :
1.Definisi Nominal (Nominal Definition or Stipulative Definition)
Suatu jenis definisi yang baru sama sekali atau memberikan suatu arti baru pada kata yang sudah lama ada. Dan definisi ini merupakan suatu cara untuk menjelaskan sesuatu dengan menguraikan arti katanya. Contoh : Gereja adalah tempat beribadah umat nasrani.
Dalam Definisi Nominal dapat dinyatakan dalam 3 cara, yaitu :
a. Definisi dapat diuraikan dari asal-usulnya (etimologi), contoh : Filsafat, yaitu dari Philos yang berarti pencinta dan sophia yang berarti kebijaksanaan jadi arti Filsafat adalah Pencinta Kebijaksanaan
b. Namun tidak semua bisa dilakukan dengan cara etimologi, maka supaya jelas definisi nominal ini harus dilengkapi keterangan tentang bagaimana definisi ini telah digunakan dalam masyarakat.
c. Dapat dinyatakan dengan menggunakan sinonim
1.Definisi Nominal (Nominal Definition or Stipulative Definition)
Suatu jenis definisi yang baru sama sekali atau memberikan suatu arti baru pada kata yang sudah lama ada. Dan definisi ini merupakan suatu cara untuk menjelaskan sesuatu dengan menguraikan arti katanya. Contoh : Gereja adalah tempat beribadah umat nasrani.
Dalam Definisi Nominal dapat dinyatakan dalam 3 cara, yaitu :
a. Definisi dapat diuraikan dari asal-usulnya (etimologi), contoh : Filsafat, yaitu dari Philos yang berarti pencinta dan sophia yang berarti kebijaksanaan jadi arti Filsafat adalah Pencinta Kebijaksanaan
b. Namun tidak semua bisa dilakukan dengan cara etimologi, maka supaya jelas definisi nominal ini harus dilengkapi keterangan tentang bagaimana definisi ini telah digunakan dalam masyarakat.
c. Dapat dinyatakan dengan menggunakan sinonim
2. Definisi Riil (Real Definition or Lexical Definition)
Mendefinisikan kata yang sudah umum digunakan, biasanya yang terdapat dalam kamus bahasa. Definisi Riil dapat dibedakan dalam 4 jenis definisi, yaitu :
a. Definisi Hakiki, definisi yang sungguh-sungguh menyatakan hakekat sesuatu, atau suatu pengertian yang abstrakyang hanya mengadung unsur pokok yang sungguh-sungguh perlu untuk memahami suatu golongan yang tertentu dan untuk membedakannya dari semua golongan yang lain, sehingga sifat golongan itu tidak termasuk dalam hakekat sesuatu itu. Contoh : Bawang merah dan Bawang putih dapat dibedakan
b. Definisi Deskriptif, definisi ini menggunakan ciri khas asesuatu yang akan didefinisikan. Ciri khas adalah ciri yang selalu dan tetap terdapat pada setiap benda yang tertentu, contoh : cinta kasih itu sabar, cinta kasih itu murah hati, tidak memegahkan diri, tidak angkuh, tidak lekas marah, tidak mementingkan diri sendiri, suka akan kebenaran.
c. Definisi Final atau definisi yang menunjukkan maksud dan tujuan sesuatu, contoh : arloji adalah suatu alat untuk menunjukkan waktu yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat dimasukkan dalam saku atau diikat di lengan.
d. Definisi Kausalitas, yaitu definisi yang menunjukkan sebab akibat, contoh : gerhana bulan terjadi karena bumi berada diantara bulan dan matahari.
Mendefinisikan kata yang sudah umum digunakan, biasanya yang terdapat dalam kamus bahasa. Definisi Riil dapat dibedakan dalam 4 jenis definisi, yaitu :
a. Definisi Hakiki, definisi yang sungguh-sungguh menyatakan hakekat sesuatu, atau suatu pengertian yang abstrakyang hanya mengadung unsur pokok yang sungguh-sungguh perlu untuk memahami suatu golongan yang tertentu dan untuk membedakannya dari semua golongan yang lain, sehingga sifat golongan itu tidak termasuk dalam hakekat sesuatu itu. Contoh : Bawang merah dan Bawang putih dapat dibedakan
b. Definisi Deskriptif, definisi ini menggunakan ciri khas asesuatu yang akan didefinisikan. Ciri khas adalah ciri yang selalu dan tetap terdapat pada setiap benda yang tertentu, contoh : cinta kasih itu sabar, cinta kasih itu murah hati, tidak memegahkan diri, tidak angkuh, tidak lekas marah, tidak mementingkan diri sendiri, suka akan kebenaran.
c. Definisi Final atau definisi yang menunjukkan maksud dan tujuan sesuatu, contoh : arloji adalah suatu alat untuk menunjukkan waktu yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat dimasukkan dalam saku atau diikat di lengan.
d. Definisi Kausalitas, yaitu definisi yang menunjukkan sebab akibat, contoh : gerhana bulan terjadi karena bumi berada diantara bulan dan matahari.
3. Definisi praktis
Definisi praktis adalah penjelasan tentang suatu hal yang dari segi kegunaan atau tujuan. Definisi praktis terbagi atas tiga macam :
a. Definisi Operasional yaitu penjelasan dengan cara menegaskan langkah-langkah pengujian serta menunjukkan bagaimana hasil yang dapat diamati
b. Definisi fungsional yaitu penjelasan suatu hal dengan cara menunjukan kegunaan dan tujuan.
c. Definisi persuasif yaitu penjelasan dengan cara merumuskan suatu pernyataan yang dapat mempengaruhi orang lain, bersifat membujuk orang.
Dari penjelasan diatas jelaslah bahwa Definisi mempunyai tugas untuk menetukan batas suatu pengertian dengan tepat, jelas dan singkat. Maksudnya menentukan batas-batas pengetian tertentu sehingga jelas apa yang dimaksud, tidak kabur dan tidak dicampuradukkan dengan pengertian-pengertian lain, maka definisi yang baik harus memenuhi syarat :
a. Merumuskan dengan jelas, lengkap dan singkat semua unsur pokok (isi) pengertian tertentu.
b. Yaitu unsur-unsur yang perlu dan cukup untuk mengetahui apa sebenarnya barang itu (tidak lebih dan tidak kurang).
c. Sehingga dengan jelas dapat dibedakan dari semua barang yang lain.
Setiap definisi harus mempunyai 2 bagian, yaitu :
1. Sesuatu yang akan didefinisikan, yang dikenal dengan istilah definiendum
2. Penjelasan yang menjelaskan sesuatu tersebut, yang dikenal dengan istilah definiens
Contoh : ibu = orang tua perempuan
Dalam setiap definiens terbagi lagi menjadi dua, yaitu :
a. genera (genus), dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah jenis
b. differentia (difference), dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah sifat pembeda
Tujuan Membuat Definisi
Nicholas Rescher membagi menjadi dua, yaitu :
1.Tujuan Umum, antara lain :
a. Memfasilitasi komunikasi dengan membantu proses komunikasiyang berlangsung menjadi sederhana dan lebih tepat, atau dengan kata lain mempersingkat ekspresi suat pernyataan yang panjang dan kompleks sifatnya.
Contoh : PMI, singkatan dari Palang Merah Indonesia
b. Definisi dibuat untuk memperkenalkan kata baru dalam bahasa
c. Definisi juga dapat memberikan suatu arti baru terhadap kata yang sudah lama, contoh : kata Bibi, dahulu didefinisikan sebagai adik kandung ayah atau ibu perempuan, namun saat ini bisa mempunyai arti pembantu rumah tangga.
d. Definisi adalah suatu cara yang terbaik dan paling efektif untuk menjamin ketepatan dan kebenaran dari penggunaan kata tersebut.
2. Tujuan Khusus, terdiri dari :
a. Definisi yang tepat (Precising definition), yaitu definisi yang biasa digunakan dalam bahasa mempunyai arti dan tujuan khusus atau tertentu, contoh : Dewasa adalah orang yang berusia 21 tahun keatas, dan definisi ini berimplikasi atau mempunyai tujuan khusus pada penetapan hukuman dalam peradilan.
b. Definisi yang bersifat teoritis (Theoritical definition), Definisi ini tidak saja merupakan penjelasan sederhana dari suatu kata tetaopi juga merupakan suatu penjelasan yang bersifat teoritis yang didapat dari ilmu pengetahuan/ penelitian dan juga kehidupan sehari-hari.
Irving M Copi, menjelaskan ada 5 tujuan membuat definisi, yaitu :
1.Menambah perbendaharaan kata
Karena bahasa merupakan suatu instrumen yang rumit dan terus berkembang maka dimungkinkan satu kata akan berkembang mempunyai arti baru atau suatu kejadian akan menimbulkan suatu istilah baru yang memperkaya perbendaharaan bahasa.
2.Menghilangkan kerancuan atau ambiguitas
Hal ini penting karena dengan menggunakan suatu kata yang rancu nantinya akan mengakibatkan argumen yang dikeluarkan juga menjadi rancu.
3.Memperjelas arti suatu kata
Dengan membuat definis maka kita tidak akan ragu-ragu lagi dalam menggunakan kata yang bersangkutan sehingga argumen yang dikeluarkan akan tepat dan benar.
4.Menjelaskan secara teoritis
Definisi dibuat untuk menjelaskan teori yang didapat dari hasil penelitian yang telah dilakukan.
Contoh : H2O adalah unsur kimia untuk air
5.Mempengaruhi tingkah laku
Sering definis dibuat untuk mempengaruhi pikiran, perbuatan atau mengendalikan emosi seseorang.
Contoh : Kejujuran, adalah kelurusan hati, perbuatan baik. Dengan membaca kata kejujuran orang dapat dipengaruhi untuk menjadi orang jujur
Jenis-jenis Definisi
Menurut Alex Lanur, Poespoprodjo dan Nicholas Rescher secara garis besar jenis definisi dibagi menjadi 2, yaitu :
Namun Nicholas Rescher menambahkan dengan definisi yang ia sebut sebagai “Loaded” Definition. Definisi ini tidak menjelaskan arti dari suatu kata dengan sederhana atau mudah, tetapi dalam memberikan definisi ditambahkan suatu pernyataan yang mengevaluasi pernyataan sebelumnya, contoh : Anarki adalah suatu ideologi negara yang menganut sistem kerajaan dan dalam sistem ini fungsi pemerintahan tidak dibutuhkan dan tidak diinginkan.
Irving M Copi, mengatakan bahwa ada 5 jenis definisi, yang kesemuanya mengacu dari 5 tujuan dibuatnya definisi, yaitu :
1. Definisi Stipulatif, penjelasannya sama dengan definisi nominal diatas.
2. Definisi Lexical, penjelasannya pun sama dengan definisi riil.
3. Definisi Ketepatan (Precising Definition), definisi dibuat dan dapat menimbulkan definisi baru sehingga harus benar-benar diperhatikan agar tidak terjadi kerancuan.
4. Definisi Teoritis, definisi yang muncul u\dalam rangka mengusulkan agar teori yang ditemukan diterima dengan mudah oleh masyarakat.
5. Definisi Persuasif, yaitu suatu definisi yang dibuat untuk mempengaruhi pikiran, tingkah laku dan emosi orang yang membaca dan mendengarnya.
Aturan-aturan Definisi
Definisi yang baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Definisi tidak boleh membentuk lingkaran, atau dengan kata lain apa yang didefinisikan tidak boleh masuk ke dalam definisi.
2. Definis tidak boleh terlalu luas dan terlalu sempit.
3. Definisi harus mengacu pada atribut esensial yang dimiliki atau terdapat dalam definiendum.
4. Definisi harus jelas, harus menghindari kerancuan dan kesamar-samaran.
5. Definisi harus literal, definisi yang diberikan biasanya tidak sesuai dengan definiendumnya kurang lengkap informasinyasehingga definiens tidak mencerminkan definiendum.
6. Definisi tidak boleh dalam bentuk kaimat negatif.
7. Definisi harus dievaluasi senetral mungkin, ini ada kaitannya dengan “Loaded” Definition.
8. Definisi yang dibuat harus teris konsisten dengan definisi yang sudah berlaku.
9. Definisi harus dapat dibolak-balikkan dengan hal yang didefinisikan.
Daftar Pustaka
Copi, Irving M, Introduction to Logic, 2nd ed. The Macmillan Company, New York, 1976
Lanur, Alex, Logika Selayang Pandang, Kanisius, Yogyakarta, 1998
Mundiri, LOGIKA, ed. 1, cet. 1, Rajawali Press, Jakarta, 1994
Rescher, Nicholas, Introduction to Logic, St. Martinis Press, New York, 1964
Solomon, Robert C., Introducing Philosophy : A Text With Readings, 3rd ed., Harcourt Brace Jovanovich, Inc., Florida, 1985
W. Poespoprodjo, EK T Gilarso, Logika Ilmu Menalar : Dasar-dasar Berpikir Tertib, Logis, Kritis, Analitis, Dialektis, cet. 1, Pustaka Grafika, Bandung, 1999
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ed. 2, cet. 8 , Balai Pustaka, Jakarta, 1996
http://staff.blog.ui.ac.id/arif51/2008/04/08/definisi/
Definisi praktis adalah penjelasan tentang suatu hal yang dari segi kegunaan atau tujuan. Definisi praktis terbagi atas tiga macam :
a. Definisi Operasional yaitu penjelasan dengan cara menegaskan langkah-langkah pengujian serta menunjukkan bagaimana hasil yang dapat diamati
b. Definisi fungsional yaitu penjelasan suatu hal dengan cara menunjukan kegunaan dan tujuan.
c. Definisi persuasif yaitu penjelasan dengan cara merumuskan suatu pernyataan yang dapat mempengaruhi orang lain, bersifat membujuk orang.
Dari penjelasan diatas jelaslah bahwa Definisi mempunyai tugas untuk menetukan batas suatu pengertian dengan tepat, jelas dan singkat. Maksudnya menentukan batas-batas pengetian tertentu sehingga jelas apa yang dimaksud, tidak kabur dan tidak dicampuradukkan dengan pengertian-pengertian lain, maka definisi yang baik harus memenuhi syarat :
a. Merumuskan dengan jelas, lengkap dan singkat semua unsur pokok (isi) pengertian tertentu.
b. Yaitu unsur-unsur yang perlu dan cukup untuk mengetahui apa sebenarnya barang itu (tidak lebih dan tidak kurang).
c. Sehingga dengan jelas dapat dibedakan dari semua barang yang lain.
Setiap definisi harus mempunyai 2 bagian, yaitu :
1. Sesuatu yang akan didefinisikan, yang dikenal dengan istilah definiendum
2. Penjelasan yang menjelaskan sesuatu tersebut, yang dikenal dengan istilah definiens
Contoh : ibu = orang tua perempuan
Dalam setiap definiens terbagi lagi menjadi dua, yaitu :
a. genera (genus), dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah jenis
b. differentia (difference), dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah sifat pembeda
Tujuan Membuat Definisi
Nicholas Rescher membagi menjadi dua, yaitu :
1.Tujuan Umum, antara lain :
a. Memfasilitasi komunikasi dengan membantu proses komunikasiyang berlangsung menjadi sederhana dan lebih tepat, atau dengan kata lain mempersingkat ekspresi suat pernyataan yang panjang dan kompleks sifatnya.
Contoh : PMI, singkatan dari Palang Merah Indonesia
b. Definisi dibuat untuk memperkenalkan kata baru dalam bahasa
c. Definisi juga dapat memberikan suatu arti baru terhadap kata yang sudah lama, contoh : kata Bibi, dahulu didefinisikan sebagai adik kandung ayah atau ibu perempuan, namun saat ini bisa mempunyai arti pembantu rumah tangga.
d. Definisi adalah suatu cara yang terbaik dan paling efektif untuk menjamin ketepatan dan kebenaran dari penggunaan kata tersebut.
2. Tujuan Khusus, terdiri dari :
a. Definisi yang tepat (Precising definition), yaitu definisi yang biasa digunakan dalam bahasa mempunyai arti dan tujuan khusus atau tertentu, contoh : Dewasa adalah orang yang berusia 21 tahun keatas, dan definisi ini berimplikasi atau mempunyai tujuan khusus pada penetapan hukuman dalam peradilan.
b. Definisi yang bersifat teoritis (Theoritical definition), Definisi ini tidak saja merupakan penjelasan sederhana dari suatu kata tetaopi juga merupakan suatu penjelasan yang bersifat teoritis yang didapat dari ilmu pengetahuan/ penelitian dan juga kehidupan sehari-hari.
Irving M Copi, menjelaskan ada 5 tujuan membuat definisi, yaitu :
1.Menambah perbendaharaan kata
Karena bahasa merupakan suatu instrumen yang rumit dan terus berkembang maka dimungkinkan satu kata akan berkembang mempunyai arti baru atau suatu kejadian akan menimbulkan suatu istilah baru yang memperkaya perbendaharaan bahasa.
2.Menghilangkan kerancuan atau ambiguitas
Hal ini penting karena dengan menggunakan suatu kata yang rancu nantinya akan mengakibatkan argumen yang dikeluarkan juga menjadi rancu.
3.Memperjelas arti suatu kata
Dengan membuat definis maka kita tidak akan ragu-ragu lagi dalam menggunakan kata yang bersangkutan sehingga argumen yang dikeluarkan akan tepat dan benar.
4.Menjelaskan secara teoritis
Definisi dibuat untuk menjelaskan teori yang didapat dari hasil penelitian yang telah dilakukan.
Contoh : H2O adalah unsur kimia untuk air
5.Mempengaruhi tingkah laku
Sering definis dibuat untuk mempengaruhi pikiran, perbuatan atau mengendalikan emosi seseorang.
Contoh : Kejujuran, adalah kelurusan hati, perbuatan baik. Dengan membaca kata kejujuran orang dapat dipengaruhi untuk menjadi orang jujur
Jenis-jenis Definisi
Menurut Alex Lanur, Poespoprodjo dan Nicholas Rescher secara garis besar jenis definisi dibagi menjadi 2, yaitu :
Namun Nicholas Rescher menambahkan dengan definisi yang ia sebut sebagai “Loaded” Definition. Definisi ini tidak menjelaskan arti dari suatu kata dengan sederhana atau mudah, tetapi dalam memberikan definisi ditambahkan suatu pernyataan yang mengevaluasi pernyataan sebelumnya, contoh : Anarki adalah suatu ideologi negara yang menganut sistem kerajaan dan dalam sistem ini fungsi pemerintahan tidak dibutuhkan dan tidak diinginkan.
Irving M Copi, mengatakan bahwa ada 5 jenis definisi, yang kesemuanya mengacu dari 5 tujuan dibuatnya definisi, yaitu :
1. Definisi Stipulatif, penjelasannya sama dengan definisi nominal diatas.
2. Definisi Lexical, penjelasannya pun sama dengan definisi riil.
3. Definisi Ketepatan (Precising Definition), definisi dibuat dan dapat menimbulkan definisi baru sehingga harus benar-benar diperhatikan agar tidak terjadi kerancuan.
4. Definisi Teoritis, definisi yang muncul u\dalam rangka mengusulkan agar teori yang ditemukan diterima dengan mudah oleh masyarakat.
5. Definisi Persuasif, yaitu suatu definisi yang dibuat untuk mempengaruhi pikiran, tingkah laku dan emosi orang yang membaca dan mendengarnya.
Aturan-aturan Definisi
Definisi yang baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Definisi tidak boleh membentuk lingkaran, atau dengan kata lain apa yang didefinisikan tidak boleh masuk ke dalam definisi.
2. Definis tidak boleh terlalu luas dan terlalu sempit.
3. Definisi harus mengacu pada atribut esensial yang dimiliki atau terdapat dalam definiendum.
4. Definisi harus jelas, harus menghindari kerancuan dan kesamar-samaran.
5. Definisi harus literal, definisi yang diberikan biasanya tidak sesuai dengan definiendumnya kurang lengkap informasinyasehingga definiens tidak mencerminkan definiendum.
6. Definisi tidak boleh dalam bentuk kaimat negatif.
7. Definisi harus dievaluasi senetral mungkin, ini ada kaitannya dengan “Loaded” Definition.
8. Definisi yang dibuat harus teris konsisten dengan definisi yang sudah berlaku.
9. Definisi harus dapat dibolak-balikkan dengan hal yang didefinisikan.
Daftar Pustaka
Copi, Irving M, Introduction to Logic, 2nd ed. The Macmillan Company, New York, 1976
Lanur, Alex, Logika Selayang Pandang, Kanisius, Yogyakarta, 1998
Mundiri, LOGIKA, ed. 1, cet. 1, Rajawali Press, Jakarta, 1994
Rescher, Nicholas, Introduction to Logic, St. Martinis Press, New York, 1964
Solomon, Robert C., Introducing Philosophy : A Text With Readings, 3rd ed., Harcourt Brace Jovanovich, Inc., Florida, 1985
W. Poespoprodjo, EK T Gilarso, Logika Ilmu Menalar : Dasar-dasar Berpikir Tertib, Logis, Kritis, Analitis, Dialektis, cet. 1, Pustaka Grafika, Bandung, 1999
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ed. 2, cet. 8 , Balai Pustaka, Jakarta, 1996
http://staff.blog.ui.ac.id/arif51/2008/04/08/definisi/
0 komentar:
Posting Komentar